Waspadai Monkeypox di Perbatasan Negara - Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

Breaking

Selasa, 14 Mei 2019

Waspadai Monkeypox di Perbatasan Negara

Warga Singapura di hebohkan dengan di temukannya penyakit menular cacar monyet atau disebut Monkeypox pemerintah singapura telah mengkarantina 23 orang yang telah berinteraksi secara langsung dengan si penederita mereka di karantina selama 21 hari untuk melihat lebih lanjut apakah ada tanda-tanda lebih lanjut  mereka terjangkit. Daerah yang berdekatan dengan batas negara indonesia itu berpotensi mengancam atau tersebar masuk ke dalam negeri. maka dari itu KKP seluruh Indonesia serempak meningkatkan kewaspadaan perihal aktivitas manusia di perbatasan Internasional baik darat, air maupun udara.

KKP kelas II Panjang meningkatkan pengawasan pada lalulintas pelayaran internasional terkhusus kapal yang datang dan menuju negara terjangkit monkeypox,dan mendeteksi secara dini apabila ditemukan gejala-gejala serupa penyakit tersebut.

Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya pemberitaan mengenai adanya menyakit monkeypox yang rentan masuk ke Indonesia. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anung Sugihantono, di Jakarta (13/5). Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus. Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus). Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.


Wilayah terjangkit monkeypox secara global yaitu Afrika Tengah dan Barat (Republik Democratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon and Sudan Selatan).

Cara Penularan Monkeypox

Infeksi pada kasus ini dnulaikan melalui kontak langsung dengan darah. cairan tubuh. atau lesi kulit dan mukosa hewan yang terinfeksi. Di Afrika. infeksi pada manusia ditularkan melalui kera yang terinfeksi. tikus dan tupai. Faktor resiko lain yang memungkinkan terjadinya kasus Monkeypox karena konsumsi makanan yang telah terkontaminasi dengan proses pengolahan makanan yang kurang baik.

Penularan dari manusia ke manusia, dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang tennfeksi. lesi kuli! dan" uang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien.

Penularan terjadi terutama melalui droplet pemapasan. Penularan juga dapat teq'adi dengan inokulasi atau melalui plasenta (monkeypox bawaan).


Tanda dan gejala 

Masa inkubasi (interval dati infeksi sampai timbulnya gejala) dari monkeypox biasanya dari 6 hingga 16 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode:

1. periode invasi (0-5 hari) ditandai dengan demam. sakit kepala hebat. limfadenopati (pembengkakan keienjar getah bening). nyeri punggung. mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang intens (kekutangan energi); periode erupsi kum (dalam 1-3 hari setelah munculnya demam) di mana berbagai tahap ruam munwl seting dimulai pada wajah dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh. Wajah (dalam 95% kasus). dan telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus) paling lerpengamh. Evolusi ruam dari maoulopapules (lesi dengan basis datar) ke vesikel (lepuh berisi cairan kecil), pustula. dukuti oleh kerak terjadi dalam waktu sekitar 10 hari. Tiga minggu mungkin diperlukan sebelum lenyapnya kulit.

Beberapa pasien mengalami limfadenopati parah (pembengkakan kelenjar getah bening) sebelum munculnya ruam. yang merupakan ciri khas dari monkeypox dibandingkan dengan penyakit serupa lainnya. Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang beriangsung dari 14 hingga 21 hari. Kasus yang parah teriadi lebih sering pada anak-anak dan tefkait dengan tingkat paparan vims. status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dan' 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum. kelompok usia yang lebih muda lampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.






Pencegahan 

1. Mengurangi risiko infeksi pada Manusia Dengan tidak adanya pengobatan atau vaksin khusus. satu-satunya cara untuk mengurangi infeksi pada orang adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan edukasi tentang langkah-Iangkah yang dapat mereka ambi| untuk mengurangi pajanan terhadap vian. Tindakan pengawasan dan identlfikasi kasus bani sangat penting untuk penanggulangan wabah. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terinfeksi dari hewan kepada manusia. khususnya penularan di daerah endemis harus fokus menghindari kontak dengan tikus dan primata dan membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging, serta mengolah makanan dengan baik sebelum dikonsumsi. Menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya yang terinfeksi. dan selama proses pemotongan. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia. Kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi monkeypox atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari. menggunakan sanmg tangan dan alat pelindung diri lainnya saat merawat orang sakit. Mencuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang sakit. Dianjurkan pasien di isolasi baik di rumah atau di fasilitas kesehatan.

2. Mengontrol infeksi selama masa perawatan Petugas kesehatan yang merawat pasien dengan dugaan infeksi vims monkeypox yang dikonnnnasi. atau menangani spesimen dari mereka. harus menerapkan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang standar. Petugas kesehatan dan mereka yang merawat atau terpapar pasien, serta sampel dengan monkeypox, harus diimunisasi mw sesuai dengan yang diberlakukan. Vaksin cacar tidak boleh diberikan kepada orang-ovang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Sampel yang diambil dan orang dan hewan yang diduga terinfeksi virus monkeypox hams ditangani oleh staf tertatih yang bekefja di laboratorium yang dilengkapi dengan baik. Pengangkutan spesimen pasien harus memastikan pengemasan yang aman dan mengikuti pedoman pertakuan terhadap bahan infeksius.

3. Mencegah ekspansi monkeypox melalui pembatasan perdagangan hewan Hewan pehharaan yang berpotensi terinfeksi monkeypox harus diisolasi dan' hewan lain dan harus segera dikarantina. dan setiap hewan yang mungkin memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi ditangani dengan tindakan pencegahan standar dan diamati adanya gejala monkeypox selama 30 hari.

Kejadian Luar Biasa

Monkeypox pernah menjadi KLB di beberapa wilayah.    Tahun 1970 terjadi kejadian luar biasa pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo. Tahun 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat, akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika. Tahun 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.
Bulan Mei 2019 dilaporkan seorang warga negara Nigeria menderita Monkeypox, saat mengikuti lokakarya di Singapura. Saat ini pasien dan 23 orang yang kontak dekat dengannya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar